Timika-JP
Dalam rangka menyambut HUT Kabupaten Mimika ke-27, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika akan menggelar vaksinasi rabies gratis sebanyak 500 dosis.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika Sabelina Fitriani saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (3/10/2023) mengatakan, vaksinasi bertujuan untuk memberikan edukasi bagi warga mengenai bahaya rabies, karena masyarakat belum sepenuhnya sadar dan tahu mengenai bahaya rabies, padahal rabies tergolong penyakit yang berbahaya dan belum bisa disembuhkan.
“Nanti (Sabtu-red) kita akan gelar di kantor ini. Selain vaksinasi gratis, kita juga akan bagi snack dan vitamin bagi hewan piaraan yang datang,” paparnya.
Dijelaskan pula mengenai syarat hewan peliharaan yang akan menjalani vaksinasi. Menurut dokter hewan ini, para hewan harus dalam keadaan sehat dan tidak dalam kondisi sakit.
“Sama seperti bayi, hewan piara yang akan divaksin, harus sehat, tidak dalam keadaan sakit dan sebelumnya sudah mengkonsumsi obat cacing. Ini dilakukan agar tidak ada efek buruk bagi hewan yang divaksin,” ungkapnya.
Namun karena kesadaran masyarakat masih rendah mengenai pemberian obat cacing pada hewan piaraan, maka pihaknya akan memberikan obat cacing sebelum divaksin.
“Jadi setelah dikasih obat cacing baru kita vaksin. Selanjutnya diberikan vitamin,” katanya lagi.
Ditambahkan pula, bahwa selama ini Kabupaten Mimika melarang vaksinasi rabies karena berada pada zona yang bebas rabies.
“Memang vaksin rabies ini baru dua tahun belakangan ini, karena kita menjadi daerah terancam. Dengan adanya kasus rabies di NTT dan Bali kita harus harus waspada karena bisa saja kasus rabies bisa masuk Timika melalui jalur transportasi,” bebernya.
Hingga saat ini, kasus rabies tidak ditemukan di Kabupaten Mimika, namun pihaknya akan berupaya agar kasus ini tidak masuk ke Timika.
“Seperti kita tahu hewan pembawa rabies adalah anjing, kucing dan kera, namun penyumbang kasus rabies tertinggi adalah anjing. Kita harus tahu ciri anjing yang terkena rabies adalah takut air, suka menyerang, air liur berlebihan serta sensitif bagi suara dan cahaya,” (**)