Timika-jurnalpapua.id
Sebagai pilihan utama penyelesaian konflik/sengketa pada tingkat kampung dan kelurahan, maka Pemerintah Kabupaten Mimika bersama Pusat Bantuan Mediasi Gereja Kristen Injili (PBM-GKI) di Tanah Papua, didukung oleh Kepolisian Resort (Polres) Mimika, melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pemberdayaan Mediasi di tingkat kampung dan kelurahan pada Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Senin (23/10/2023) di Timika.
Mewakili Kepala Distrik Kwamki Narama, Naftali Edwin Hanuebi, S.E., M.Si., kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Kelurahan Harapan, Distrik Kwamki Narama, Piter Herman Kabey, S.IP., didampingi Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Sumber Daya Manusia (SDM) Polres Mimika, AKP Dortheus Jemalut, serta Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kwamki Narama, Ipda Fransiskus Tethool dan Direktur Pusat Bantuan Mediasi Gereja Kristen Injili (PBM GKI) Pdt. Jake Merril Ibo, S.Th., M.Si., yang juga selaku narasumber dalam kegiatan ini.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, aparat distrik/kampung pada Distrik Kwamki Narama, sembilan kepala kampung di Kwamki Narama, tokoh masyarakat dan pendamping desa.
Sembilan kepala kampung yang hadir berasal dari kampung Amole, kampung Bintang Lima, kampung Damai, kampung Lamopi, kampung Landun Mekar, kampung Meekurima, kampung Olaroa, kampung Tunas Matoa dan kampung Walani.
Piter H. Kabey, S.IP selaku Kepala Kelurahan Harapan mewakili Kepala Distrik Kwamki Narama dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pusat Bantuan Mediasi (PBM) berada dalam Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua.
“PBM ini ada di GKI dan bila ada masalah, mereka bisa memfasilitasi untuk dilakukan mediasi. Ini sangat penting. Nanti kita dengar bersama-sama, sehingga kita bisa mengetahui apa fungsi dari PBM GKI yang ada di Tanah Papua, khususnya di Mimika ini,” kata Piter.
Piter menjelaskan, sebagai pemerintah, terlebih khusus pada lingkup pemerintahan Distrik Kwamki Narama, pihaknya sangat berterima kasih kepada PBM GKI yang telah mengadakan kegiatan sosialisasi ini, terutama Distrik Kwamki Narama merupakan salah satu daerah yang disebut rawan konflik di Kabupaten Mimika.
“Memang betul setiap saat kita lihat selalu ada konflik, yang sudah pasti membutuhkan mediasi. Kami sangat mendukung kegiatan ini, dan kami harap ke depan kegiatan ini akan berjalan terus,” pintanya.
Sementara itu, mewakili Kapolres Mimika, AKBP I Gede Putra, S.H., S.I.K., Kasubbag SDM Polres Mimika, AKP Dortheus Jemalut mengucapkan terima kasih kepada PBM GKI yang telah bekerja sama dengan Mahkamah Agung dan juga Polri, dalam hal ini Polres Mimika, dengan turut berpartisipasi dalam mediasi konflik di Mimika.
“Sejauh ini PBM GKI telah menghasilkan mediator-mediator handal lewat Babin Kamtibmas yang telah disebarkan oleh Polres Mimika. Ini dibuktikan dengan penyelesaian konflik yang baik pada tingkat distrik dan kelurahan, sehingga tidak sampai berujung ke Polres Mimika,” tuturnya.
Disebutkannya, kurang lebih setahun ini kehadiran PBM GKI di Mimika sangat terasa. Meski terjadi masalah di kampung-kampung, tetapi konflik tersebut tidak sampai pada laporan di Polres.
“Hal ini karena hasil didikan mediator-mediator handal yang sudah ada di kampung-kampung tersebut,” paparnya.
Dortheus berpesan agar kegiatan ini dapat ditingkatkan karena mengajarkan masyarakat untuk dapat menjadi mediator-mediator handal di tempat tinggalnya masing-masing.
“Selama ini mungkin konsep pemikiran kita bahwa setiap masalah harus dibawa ke polisi. Padahal kita semua dapat berperan sebagai polisi, dalam arti kita bisa menerima pengaduan dan bisa membantu menyelesaikan masalah orang lain,” tegasnya.
Peran mediator bisa dilakukan oleh orang yang dituakan di kampung, tokoh masyarakat, orang yang dipercayakan pemerintah maupun masyarakat, yang bisa membantu memediasi masalah.
“Wilayah Papua ini sangat kompleks, dengan permasalahan yang dapat menciptakan gesekan-gesekan antar kita. Namun dengan ketulusan hati dan rasa kemanusiaan, anggota Polres Mimika dan Babin Kamtibmas yang ada dimana-mana menjadi yang terdepan dalam menyelesaikan masalah, sehingga masalah yang terjadi tidak harus dibawa sampai ke Polres, sebab dapat diselesaikan di tingkat kampung,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kapolsek Kwamki Narama, Ipda Fransiskus Tethool, menerangkan pula bahwa kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan di Mimika, dan untuk pertama kali diadakan di Distrik Kwamki Narama.
“Sangat luar biasa, warga masyarakat, kepala-kepala kampung bisa hadir mengikuti kegiatan ini. Dan sangat luar biasa lagi karena di distrik-distrik yang lain, kegiatan ini belum ada, baru pertama kali PBM GKI selenggarakan di Distrik Kwamki Narama,” ujar Fransiskus.
Kwamki Narama sering disebut identik dengan kekerasan, baik kekerasan perorangan, maupun kelompok bahkan suku, sehingga Fransiskus berharap agar kegiatan dapat diikuti oleh seluruh perangkat desa/kampung dan juga distrik secara baik, sehingga membawa manfaat yang dapat dibagikan ke masyarakat Distrik Kwamki Narama.
“Segala masalah yang terjadi perlu kita koordinasi, lalu mediasi, agar kamtibmas dan pembangunan dapat berjalan dengan baik. Saya berharap kegiatan ini dapat bermanfaat untuk kita semua,” imbuhnya. (kominfo)
Discussion about this post