Timika – jurnalpapua.id
Dalam rangka memperingati bulan bahasa di tahun 2023, Yayasan Pendidikan Lokon – Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) menggelar Amor Fest dengan menampilkan ragam budaya Nusantara.
Event ini berlangsung di Sekolah Asrama Taruna Papua, Jalan Soponyono, Distrik Wania, Mimika, Papua Tengah, Jum’at (27/10/2023).
Dalam kegiatan ini, tersedia bilik-bilik pamerah yang menampilkan berbagai macam hasil karya dari anak-anak didik SATP dalam kesehariannya. Mulai dari lukisan, noken, tas, kaos oblong olahan makanan dan masih banyak lagi.
Tercatat, ada 36 kelas yang turut dihias dengan sekreatif mungkin oleh siswa-siswi SATP dengan wali kelas yang dipersiapkan untuk tour pameran budaya SATP.
Kegiatan ini dihadiri oleh pimpinan Kepala Perwakilan Yayasan Pendidikan Lokon – SATP Andreas Ndityomas, Deputi Program Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) Billy Korwa, perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika serta sejumlah kepala sekolah tingkat SD dan SMP.
Rangkaian kegiatan ini diawali dengan doa, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars SATP, kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan tour pameran budaya SATP.
Dalam amanahnya, Johana M.M Tununay menyampaikan, kegiatan ini merupakan puncak dari seluruh rangkaian bulan bahasa yang sudah dilaksanakan sejak tanggal 1 Oktober dengan mengusung tema “Bangkitkan Ada Dengan Bahasa”.
“Kami berharap kedepan, kegiatan kami ini untuk bulan bahasa di bulan Oktober akan dilanjutkan lagi dalam bentuk akademik untuk membangkitkan pendidikan di Timika, terlebih di Papua. Bersama-sama kita dengan satu semangat membangun pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak Papua,” harapnya.
Kemudian, Deputi Program YPMAK, Billy Korwa yang hadir mewakili pimpinan YPMAK meminta seluruh anak-anak didik SATP agar dapat mensyukuri ilmu yang didapat di sekolah tersebut.
Ia berharap agar siswa-siswi SATP kelak bisa menjadi yang terbaik bagi masyarakat Papua, khususnya di Timika.
“Kita harus menjadi berkat untuk orang lain di masa depan mereka. Terima kasih untuk Yayasan Pendidikan Lokon dengan tim pendidikan SATP, ini bukan pekerjaan yang mudah,” kata Billy.
“Kami berharap sekolah ini bisa menjadi sebuah keteladanan dal pengemban sumber daya manusia Papua,” tutupnya.
Selanjutnya, Kepala Perwakilan Yayasan Pendidikan Lokon – SATP Andreas Ndityomas mengatakan, program ini merupakan program tahunan dari seluruh proses pendidikan dan pembinaan anak dalam berpikir, bertindak dan berperilaku sebagai saintis dan enterpreneur yang takut akan tuhan melalui program-program reguler, melalui program pengembangan ekstra kurikuler yang dikombinasikan baik siang dan malam hari untuk mendidik anak-anak Papua di berbagai bidang.
“Jadi betul-betul berpikir, bertindak, dan berperilaku sebagai saintis dan enterpreneur yang berkarakter, takut akan tuhan betul-betul ditanamkan,” ujarnya.
Kata dia, bulan bahasa ini betul-betul merupakan wadah dimana mengimplementasi kurikulum berbasis kehidupan kontekstual Papua melalui kegiatan tersebut dalam rangka pendidikan bermutu dan bermartabat guna melatih anak-anak Papua untuk berdiri setara dengan anak-anak lainnya secara global dan menjadi pemimpin Papua hari ini dan dikemudian hari.
Dalam kesempatan itu juga, ia menhampai terima kasihnya mewakili para pendiri dan pimpinan Yayasan Pendidikan Lokon, yakni Ronald Korompis Wewengkang, Daniel Korompis dan Prof. Doktor Yong Ohoitumur, Sekretaris Eksekutif.
Sementara itu, Ketua Pengawas YPMAK, John Mamiri kepada wartawan juga menypaikan terima kasihnya kepada Yayasan Pendidikan Lokon dan SATP dalam mendidik anak-anak Papua, khsususnya di Mimika.
Bagi dia, pendidikan kurikulum memang sangatlah penting, namun dengan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler di luar kelas sangat penting untuk menggali bakat serta kemampuan anak-anak Papua agar dapat bersaing.
John berharap, anak-anak Papua yang menimba ilmu di SATP terus dididik dan dibina dengan muatan pengetahuan pendidikan yang baik sehingga mendongkrak daya saing mereka di kanca nasional maupun internasional.
“Kami berharap potensi dari anak-anak ini terus dikembangkan tak hanya dari bidang pengetahuan mereka tetapi juga tidak lepas dari kehidupan sosial dan budaya lokal mereka,” pungkasnya.
John dalam kesempatan itu juga mewakili Lemasa dan Lemasko menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya kepada PT Freeport Indonesia dan YPMAK yang terus mendorong anak-anak Papua dalam memajukan kualitas pendidikan anak-anak Papua, baik anak-anak Amungme dan Kamoro maupun dari lima suku kekerabatan yang ada.(Wahyu Welerubun).