BIAK – jurnalpapua.id
DPD Partai Gelora Indonesia Kabupaten Biak Numfor, mendorong kader posyandu mendapat insentif dari Pemkab, hal ini menjadi perhatian penting ketika partai besutan Anis Matta tersebut menang di pemilihan legislatif (Pileg) 2024 dan mendapat kursi di “tikungan Mandouw” DPRD Biak Numfor.
Hal ini disampaikan oleh Ketua DPD Partai Gelora Indonesia Kabupaten Biak Numfor, Yamander Au Yensenem,SKM saat berorasi dalam kampanye tatap muka DPD Partai Gelora Indonesia Kabupaten Biak Numfor Dapil 4 meliputi Biak Utara, Andey, Yawosi, Warsa dan Bondifuar di Kampung Yobdi, Selasa (2/1/2024).
Dikatakan, peran kader sangat signifikan dalam memastikan ibu hamil maupun ibu menyusui secara rutin memeriksakan kehamilan maupun penimbangan bagi bayi maupun balita, oleh sebab itu diharapkan agar para kader posyandu diberikan insentif, sehingga merangsang kinerja lebih maksimal dalam mendukung program pemerintah yakni menurunkan angka stunting.
“Bapak dan ibu, jadi visi besar Partai Gelora menjadi Indonesia 5 besar itu ada 4 item penting yang jadi perhatian yakni teknologi, militer, ekonomi dan budaya, nah untuk mengeksekusi bagian ini dibutuhkan manusia, nah manusianya ini kan berhubungan dengan SDM (Sumber Daya Manusia,red),”katanya.
Lanjutnya, ketika partai Gelora menang sudah tentu bakal mendorong regulasi untuk mengatur bagaimana setiap kader posyandu mendapat insentif yang layak.”Nanti teknis pengaturan pembayaran itu kembali kepada pemerintah daerah, terkait dengan ketersediaan anggaran, apakah bisa dibayar per bulan, per triwulan atau per enam bulan, tapi komitmen kami kedepan kita dorong agar ada pos anggaran cukup dan dengan didukung oleh regulasi, maka kader posyandu berhak untuk mendapat insentif,”lanjut pria yang akrab disapa YAY ini.
Menurut Yamander, konsen partai Gelora bagaimana mempersiapkan manusia indonesia yakni mulai dari dari dalam kandungan ibu, hingga anak tersebut berusia 2 tahun, selama 1000 hari kehidupan, tentu menjadi perhatian penting.”Nah terkait dengan bagian, lebih bijak lagi ketika yang turut serta dalam mensukseskan program ini harus kita dukung juga dengan mendorong penganggaran yang baik (pembiayaan insentif kader posyandu,red),”imbuhnya.
Dengan demikian, tutur Yamander, kerja-kerja penurunan angka stunting di Kabupaten Biak Numfor bisa berjalan dengan baik, ketika kader mendapat insentif yang layak, karena kader juga tidak hanya monoton saja, melainkan kader juga dapat memberikan penyuluhan kepada ibu hamil, ibu menyusui dan tidak hanya dilaksanakan pada saat posyandu, tetapi pelayanan bisa diperluas door to door (pelayanan rumah ke rumah,red).
“Mempersiapkan generasi emas ini menjadi tangungjawab semua pihak, besar harapan kami kedepan anak-anak di Kabupaten Biak Numfor menjadi generasi yang cerdas dan bebas dari stunting,”tutur pria yang juga Wakil Ketua Badan Pengurus Alumni FKM Uncen ini.
Ditambahkan,pemahaman masyarakat itu sendiri, mungkin memahami bahwa dari kacamata kesehatan, faktor penyebab stunting hanya sebatas persoalan malnutrisi, namun yang jarang disadari bahwa faktor sosial, lingkungan, hingga budaya bisa jadi penyebab tidak langsung yang mempengaruhi prevalensi stunting. Maka intervensi dengan pendekatan kesehatan saja tidak cukup.
“Masih banyak masyarakat yang tidak memahami stunting itu apa, dalam pemahaman masyarakat, konsepnya stunting itu kan kecil pendek, padahal tidak sesedehana itu, makanya kerja-kerja kolaborasi ini diharapkan kader posyandu bisa berperan lebih aktif”tambahnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, supaya stunting bisa ditangani dengan tuntas, masyarakat harus memiliki pemahaman yang utuh terkait stunting. Dengan pemahaman yang lengkap dan utuh, stunting akan lebih mudah diselesaikan.
“Rendahnya pemahaman ibu tentang stunting mempengaruhi asupan gizi anak, bagian ini yang kita mencoba berkolaborasi, paling tidak kehadiran kami dalam kampanye tidak hanya menjabarkan visi misi partai, tetapi memberikan manfaat langsung sehingga berkorelasi langsung dengan pemahaman masyarakat terhadap bahaya stunting,”jelasnya.
Ditambahkan, Partai Gelora secara intens bakal konsen untuk mengadvokasi masyarakat terhadap bahaya stunting, dengan harapan kerja-kerja kolaborasi ini nantinya memberi dampak terhadap menurunnya angka stunting di Kabupaten Biak Numfor. (**)