BIAK – jurnalpapua.id
DPD Partai Gelora Indonesia Kabupaten Biak Numfor mendorong pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan stunting, hal ini menjadi penting mengingat penanganan stunting yang secara masif digaungkan, harus dilaksanakan hingga ke kampung-kampung yang menjadi locus dari pencegahan stunting.
“Pemahaman terhadap stunting ini di kalangan masyarakat harus ditingkatkan, karena sebagianbesar masyarakat belum paham dengan benar menganai stunting, dan beranggapan bahwa stunting atau kerdil sebutan yang biasa digunakan di masyarakat adalah faktor keturunan,”ungkapnya Juru Kampanye DPD Partai Gelora Biak Numfor, Obeth Rumar, ketika berorasi dalam Kampanye Tatap Muka di Kampung Bakribo, Distrik Oridek, Sabtu (6/1).
Dikatakan, Partai Gelora secara nasional menitikberatkan program pencegahan stunting, oleh sebab iu, perlu upaya kolaborasi dari semua pihak untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahanan serta peran serta masyarakat dalam pogram pencegahan dan deteksi dini stunting pada balita yang diharapkan secara langsung dapat memotivasi masyarakat.
“Bapa ibu, kita semua punya kewajiban untuk memperhatikkan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak kita, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya dapat optimal,”katanya.
Lanjut Rumar, stunting sesungguhnya adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya.
“ Anak yang menderita stunting akan lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit degeneratif.”lanjutnya.
Menurutnya, dampak stunting tidak hanya pada segi kesehatan tetapi juga mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. “Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang jika saat ini banyak anak Indonesia yang menderita stunting,”lanjutnya.
Dia menuturkan mengapa pencegahan menjadi begitu penting, termasuk menyadari faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko stunting, diantaranya ibu hamil alami anemia, selain itu tidak kalah penting adalah mendorong untuk setiap calon ibu agar tidak tergesa-gesa masuk jenjang rumah tangga, karena berkaitan dengan usia kehamilan.
“Usia kehamilan ibu yang terlalu muda ( dibawah 20 tahun,red) berisiko melahirkan anak BBLR atau Berat Bayi Lahir Rendah. BBLR memberikan risiko sekitar 20 persen pada kejadian stunting pada anak,”tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPD Partai Gelora Biak Numfor, Yamander Yensenem,SKM menjelaskan bahwa salah satu visi besar Indonesia adalah menuju 5 besar dunia, dimana visi besar itu harus didukung oleh teknologi, militer, ekonomi dan budaya.
“Nah untuk mengeksekusi bagian ini, kita perlu manusia, sumber daya manusia, oleh sebab itu ketika Partai Gelora menang pada pemilu 2024, setiap ibu hamil mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun itu ditanggung oleh negara, tak hanya itu diberikan juga subsidi telur dan daging gratis kepada setiap ibu hamil,”jelasnya.
Dirinya membeberkan, jika negara turun tangan langsung untuk memastikan setiap ibu hamil sudah mendapat perhatian dari dalam kandungan, maka secara tidak langsung kerja-kerja untuk menurunkan angka stunting itu bisa berjalan dengan baik, terukur dan output yang diharapkan bisa lebih baik.
“Secara lokal, kita bakal mendorong agar mama-mama kader posyandu ini mendapat insentif secara langsung dari pemerintah daerah, sehingga mama-mama lebih giat lagi dalam melaksanakan tugas, kita harapkan kedepan tidak hanya sebatas melaksanakan posyandu, tetapi mama-mama bisa melakukan sosialisasi, serta melaksanakan pelayanan dari rumah ke rumah,”pungkasnya.(**)