TIMIKA – jurnalpapua.id
Meskipun Distrik Wania masuk dalam kategori merah penyebaran virus babi atau Virus African Swine Fever (ASF), namun pemerintah setempat tetap meminta kepada petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap ternak babi yang akan dipotong untuk kepentingan pesta.
Kepala Distrik Wania, Matius Sedan saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (1/2/2024) mengatakan, ia sengaja meminta pengawasan dan pemeriksaan oleh petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika terhadap ternak babi yang akan dipotong, agar benar-benar aman untuk dikonsumsi.
“Kalau perlu, babi-babi yang akan dipotong bisa dibawa ke tempat pemotongan hewan di Jalan Hasanuddin, untuk diperiksa oleh petugas disana agar bisa memastikan apakah tertular virus atau tidak, sehingga warga tidak dirugikan,” ujarnya.
Dijelaskan, untuk saat ini kasus kematian babi di wilayah Distrik Wania sudah meresahkan para peternak babi, mengingat mata pencaharian mereka hanya dengan beternak. Jika virus ini tidak segera berlalu, maka dipastikan warga akan mengalami kerugian besar.
“Saya tadi sempat berkunjung ke lokasi-lokasi kandang. Menurut laporan warga, kawasan SP1 dan belakang SMA 1 masih aman, sedangkan di Nawaripi sudah ditemukan kasus kematian babi,” ungka Matius.
Ia pun meminta kepada petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika untuk terus mengupayakan pelayanan secara optimal dalam pemberian vaksin, penyemprotan ke tiap-tiap kandang, sehingga virus ini tidak menyebar dan merugikan warga.
“Warga sudah jenuh dengan hal ini. Semoga pelayanan dari dinas bisa membuahkan hasil, sehingga virus segera berlalu,” paparnya.
Mengenai lokasi kuburan massal yang disediakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika di jalan poros SP5, ia menghimbau kepada peternak agar bisa membawa bangkai babi yang sudah mati untuk dikuburkan disana.
“Kami juga sudah sampaikan ke warga Distrik Wania untuk tidak membuang bangkai babi atau mengubur sendiri, tapi dibawa ke lokasi kuburan babi massal disana, sehingga bisa ditangani oleh petugas kesehatan hewan yang sudah disiapkan,” katanya lagi.
Mengenai himbauan pemerintah daerah Kabupaten Mimika terkait larang memotong ternak babi dalam beberapa waktu ke depan, ia menyatakan bahwa hal itu bisa disiasati dengan melakukan pemeriksaan terhadap ternak babi yang akan dipotong.
“Bukan kita tidak mau ikut aturan, tapi bisa cari solusi dengan cara periksa kesehatan babi sebelum dipotong. Kalau sehat, berarti bisa. Dan kalau tertular virus, ya harus dimusnahkan,” imbuhnya. (**)
Discussion about this post