TIMIKA – jurnalpapua.id
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika, drh. Sabelina Fitriani mengungkapkan, dampak ekonomi yang dirasakan warga akibat wabah virus babi African Swine Fever (ASF) yang kian mengganas di Timika sudah mencapai angka Miliaran Rupiah.
Hal ini ia sampaikan saat ditemui wartawan di lokasi penguburan bangkai babi disalah satu lahan yang disediakan Pemda Mimika, Jumat (16/2/2024).
Melihat dampak yang besar ini, ia menghimbau kepada peternak untuk segera memisahkan babi yang sudah memiliki ciri-ciri terpapar virus dengan babi lainnya, agar virus tidak menular kepada ternak lainnya, sehingga kerugian tidak semakin besar.
“Jadi kandang harus istirahat minimal 6 bulan setelah semua babi dimusnahkan, agar virusnya tidak menular kepada babi yang baru masuk ke kandang,” tuturnya.
Pasalnya, virus ini bisa bertahan hingga 100 hari pada kotoran dan air kencing babi dan 6 bulan meski disimpan di dalam kulkas. Maka dari itu disarankan untuk mencuci bersih kandang dengan sabun pembunuh bakteri seperti bayclean dan dibiarkan kosong minimal 6 bulan.
“Kalau perlu, peternak harus cari lokasi baru untuk memulai usaha beternak babi, agar bisa aman dari penularan virus, karena virus ini sangat kuat, dimana penularannya sangat cepat karena bisa menempel pada pakaian manusia,” katanya lagi.
Maka dari itu, ia melarang keras bagi peternak yang korban virus babi untuk berkunjung ke lokasi kandang babi yang masih sehat, karena dipastikan babi dikandang tersebut akan terpapar virus.
“Hingga hari ini, sudah ada 1185 babi yang sudah terpapar virus dan sudah dikuburkan oleh petugas kami, dan juga oleh warga sendiri,” ungkapnya.
Memasuki hari ke-20 proses penguburan massal babi, ia tetap menghimbau peternak untuk menjaga ketat babi mereka yang masih sehat, karena virus ini tetap akan ada, lantaran belum ditemukan vaksin penangkalnya.
“Yang masih sehat dikandang, kami himbau untuk tetap jaga kesehatan kandang. Jangan biarkan orang lain berkunjung ke kandang. Jaga jenis makanannya. Tetap berikan serum dan vitamin yang kami bagikan secara gratis kepada semua peternak,” imbuhnya.
Kendati demikian, daging babi hingga kini masih aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. (**)