TIMIKA – jurnalpapua.id
Dana cipta karya Distrik Jita Tahun 2024 difokuskan untuk membangun 10 unit rumah layak huni. Hal ini disampaikan Kepala Distrik Jita Suto Rontini kepada awak media di Hotel Horison Diana, Senin (8/7/2024).
Pembangunan 10 unit rumah layak huni yang menghabiskan anggaran sebesar Rp 2 Milir ini kata dia nantinya akan dibangun di tiap-tiap kampung yang berbeda.
“Konsep rumah yang kita akan bangun ini disesuaikan dengan budaya dan kearifan lokal setempat. Dimana kontruksi bangunannya terdiri dari bahan kayu,” tuturnya.
Suto menerangkan pihaknya fokus untuk pembangunan rumah layak huni untuk masyarakat sebab selama ini rumah yang diberikan oleh Pemkab terbatas karena seluruh Distrik tentu mendapatkan bantuan. Sehingga secara kebetulan tahun ini Suto mengatakan ia juga mengikuti Program Keluarga Harapan (PKH) sehingga ia mencoba mendesain rumah layak huni sesuai dengan kearifan lokal masyarakat.
Rata-rata rumah masyarakat di Jita masih menggunakan atap dan dinding daun rumbia.
“Ini kan tidak nyaman, kita bisa berpiki orang pasang api panas angin terus percikan dari tungku api itu sangat beresiko. Kita tidak butuh rumah yang mewah tapi banyak , tahun ini 10 unit, satu kampung satu unit. Melalui program padat karya. Kita bersyukur karena pimpinan daerah punya kebijakan terkait dengan padat karya ini,”katanya ketika diwawancarai di Timika, Senin (8/7/2024).
Dijelaskan dengan kondisi geografis di Jita, pihaknya mendesain rumah seekonomis mungkin, dengan konsep rumah papan, dua kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu dan ruang makan. Yangmana saat ini, pihaknya sementara mendesain, namun dipastikan akan dikerjakan dalam tahun ini.
Menurutnya masyarakat di Jita memerlukan pembangunan rumah yang sesuai dengan kearifan lokal sehingga masyarakat merasa nyaman.
Ia berharap dengan desain rumah layak huni akan menjadi pilot projects untuk merangsang kedepannya akan diadopsi oleh OPD terkait, seluruh kepala distrik yang ada di Mimika untuk dipakai sebagai desain model pembangunan rumah layak huni, khususnya para kepala-kepala kampung yang ada di Jita.
“Harapan saya kedepan dari Detail Engineering Desain (DED) yang kita buat bisa diadopsi oleh kampung untuk setiap tahun minimal kalau distrik padat karya satu unit, dalam satu tahun, satu kampung sudah bangun dua unit tambah lagi kalau dari dinas pemukiman misalnya dapat satu atau dua kan lumayan, karena contoh tahun lalu saya cuman dapat tiga unit rumah sementara Jita ini ada 10 kampung,” ujarnya.
Untuk diketahui di Jita terdapat 10 kampung yakni Kampung Sempan Timur, Kampung Sumapro, Kampung Wapu, Kampung Wenin
Kampung Noema, Kampung Kanmapiri, Kampung Waituku, Kampung Bulumen, Kampung Wacakam, Kampung Jaitak, untuk akses ke Jita bisa menggunakan Kapal dan Pesawat, kapal sendiri membutuhkan waktu 4-6 jam. (**)