TIMIKA – jurnalpapua.id
Niat hati hanya ingin melestarikan budaya sastra Toraja di tanah rantau, ternyata menghantarkan Yulianto Tandiontong pemuda Sangalla’ menjadi juara I lomba Ma’parapa’ dalam rangka Peringatan Hari Pahlawan Nasional Pongtiku IKT Mimika Tahun 2024 yang digelar di gedung Tongkonan selama dua pekan ini.
Yulianto yang lebih kerap dipanggil Anto’ ini berhasil mengalahkan peserta lainnya dari masing-masing persekutuan yang ikut dalam lomba itu.
Pemuda yang hobi Badminton kepada media ini mengakui, bahwa secara pribadi ia merasa prihatin dengan generasi muda masa kini yang mulai lupa akan sastra Toraja karena tergeser oleh perkembangan zaman.
“Saya secara pribadi hanya ingin agar kita generasi muda Toraja yang ada di tanah rantau untuk tidak melupakan karya-karya sastra Toraja yang secara perlahan terlupakan,” tuturnya.
Pemuda yang lahir dari pasangan Marthen Lobo’ dan Margaretha Boroallo ini menceritakan awal mula ia tertarik terhadap sastra Toraja. Menurutnya, tidak ada bakat turunan dari keluarga besarnya yang memiliki hobi dan keterampilan dibidang sastra Toraja, namun ia belajar secara mandiri.
“Saya belajar sendiri dan meminta saran dari orang-orang yang lebih paham mengenai sastra Toraja,” paparnya.
Pemuda yang lahir pada 3 Juli 1990 silam ini, kini aktif sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan di Kabupaten Mimika. Meski setiap hari disibukkan dengan rutinitas di kantor, namun ia tetap menyempatkan diri untuk belajar sastra menggali ilmu untuk bisa lebih memahami seluk beluk sastra Toraja.
“Puji Tuhan saya bisa menjadi juara I lomba Ma’parapa’ dalam peringatan Hari Pahlawan Nasional Pongtiku IKT Mimika Tahun 2024 ini. Semua peserta sudah menampilkan yang terbaik, namun rejekinya berpihak kepada saya. Kedepannya, saya tetap akan terus mengasah keterampilan saya, karena predikat ini sekaligus menjadi “beban” buat saya untuk selalu menampilkan yang terbaik,” katanya lagi.
Dalam dunia pendidikan, ia merupakan lulusan SDN Inpres Kalembang Sangalla’ Tana Toraja, dan melanjutkan pendidikan pada SMP Negeri 2 Sangalla’ Tana Toraja, kemudian lanjut ke SMK Negeri 1 Makale Tana Toraja, dan kuliah di universitas UKI Toraja.
Ia berharap lomba-lomba semacam ini bisa digelar setiap tahun dilingkup IKT Mimika dengan tujuan agar bisa melahirkan bibit-bibit baru dalam dunia sastra Toraja.
“Paling tidak memberikan kesempatan bagi generasi muda Toraja untuk belajar mengenai Sastra Toraja. Karena tIdak bisa dipungkiri, bahwa saat sekarang ini sastra Toraja sudah mulai tergeser seiring perkembangan zaman secara khusus lagi anak muda Toraja yang ada di perantauan, seakan-akan sudah lupa akan bahasa ibu sendiri,” jelasnya. (Evan Soenarie)